Kamis, 29 Maret 2012

tugas ke 2.1 bahasa indonesia 2


BAB 1
PENALARAN

1.      Penalaran

Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Topik perguruan tinggi misalnya dapat disoroti dengan menggunakan keempat macam bentuk retorika itu.

Seorang mahasiswa misalnya dapat menulis mengenai topik itu dengan mempergunakan bentuk narasi kalau dia berbicara atau bercerita mengenai sejarah pendirian dan perkembangan perguruan tinggi itu. Atau dia dapat pula mempergunakan bentuk eksposisi yaitu bila dia berusaha menguraikan tujuan atau cita-cita perguruan tinggi tersebut.

Dan yang terakhir dia dapat juga mempergunakan bentuk argumentasi. Untuk itu akan dikemukakan pertama-tama masalah penalaran yaitu bagaimana dapat merumuskan pendapat yang benar sebagai hasil dari suatu proses berfikir untuk merangkaikan fakta-fakta menuju suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh akal sehat.

Masalah lain yang harus dibicarakan sebelum berbicara mengenai tulisan argumentative adalah mengenai beberapa corak penalaran. Akan dikemukakan pula masalah persuasi yang mempunyai pertalian sangat erat dengan argumentasi dan bahkan sering diadakan pengacauan atas kedua istilah tersebut.

2.      Proposisi

Penalaran (reasoning / jalan pikiran) adalah suatu proses berfikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan.
Penalaran bukan saja dapat dilakukan dengan mempergunakan fakta-fakta yang masih berbentuk polos tetapi dapat juga dilakukan dengan mempergunakan fakta-fakta yang telah dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang berbentuk pendapat atau kesimpulan. Kalimat-kalimat semacam ini dalam hubungan dengan proses berfikir tadi disebut proposisi. Proposisi dapat kita batasi sebagai pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung didalamnya.

3.      Inferensi Dan Implikasi

Tiap proposisi dapat mencerminkan dua macam kemungkinan. Sebaliknya pendapat merupakan kesimpulan (inferensi), penilaian, pertimbangan dan kenyakinan seseorang tentang fakta atau fakta-fakta itu. Yang pertama adalah pengertian inferensi dan implikasi.

Kata inferensi berasal dari kata latin inferred yang berarti menarik kesimpulan. Kata implikasi juga berasal dari bahasa latin yaitu dari kata implicare yang berarti melibat atau merangkum. Dalam logika juga dalam bidang ilmiah lainnya kata inferensi adalah kesimpulan yang diturunkan dari apa yang ada atau dari fakta-fakta yang ada.

Sedangkan implikasi adalah rangkuman yaitu sesuatu dianggap ada karena sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri. Tetesan air sudah mencakup atau sudah ada implikasi kebocoran.

4.      Wujud Evidensi

Unsur yang paling penting dalam suatu tulisan argumentasi adalah evidensi. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampuradukkan dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujudnya yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi.

Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu. Biasanya semua bahan informasi berupa statistic dan keterangan-keterangan yang dikumpulkan atau diberikan oleh orang-orang kepada seseorang semuanya dimasukkan dalam pengertian data (apa yang diberikan) dan informasi (bahan keterangan).

Untuk itu penulis atau pembicara harus mengadakan pengujian atas data dan informasi tersebut apakah semua bahan keterangan itu merupakan fakta.

5.      Cara Menguji Data

a.       Obsevasi
b.      Kesaksian
c.       Autoritas

6.      Cara Menguji Fakta

a.       Konsistensi

Dasar pertama yang dapat dipakai untuk menetapkan fakta mana yang akan dipakai sebagai evidensi adalah kekonsistenan.

b.      Koherensi

Dasar kedua yang dapat dipakai untuk mengadakan penilaian fakta mana yang dapat dipergunakan sebagai evidensi adalah masalah koherensi

7.      Cara Menilai Autoritas

a.       Tidak Mengandung Prasangka

Dasar pertama yang perlu diketahui oleh penulis adalah bahwa pendapat autoritas sama sekali tidak boleh mengandung prasangka.

b.      Pengalaman Dan Pendidikan Autoritas

Dasar kedua yang harus diperhitungkan penulis untuk menilai pendapat suatu autoritas adalah menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas.

c.       Kemashuran Dan Prestise

Faktor ketiga yang harus diperhatikan oleh penulis untuk menilai autoritas adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas itu hanya sekadar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi dibidang lain.

d.      Koherensi Dengan Kemajuan

Hal yang perlu diperhatikan penulis argumentasi adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas itu sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat dan sikap terakhir dalam bidang itu.

Nama : Dwi Sistha Rahayuningsih
Kelas : 3KB03

Tugas ke 2.1 bahasa indonesia 2. Eyang kalabahu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar