BAB 1
PENALARAN
1. Penalaran
Argumentasi
adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat
orang lain agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa
yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Topik perguruan tinggi misalnya
dapat disoroti dengan menggunakan keempat macam bentuk retorika itu.
Seorang
mahasiswa misalnya dapat menulis mengenai topik itu dengan mempergunakan bentuk
narasi kalau dia berbicara atau bercerita mengenai sejarah pendirian dan
perkembangan perguruan tinggi itu. Atau dia dapat pula mempergunakan bentuk
eksposisi yaitu bila dia berusaha menguraikan tujuan atau cita-cita perguruan
tinggi tersebut.
Dan
yang terakhir dia dapat juga mempergunakan bentuk argumentasi. Untuk itu akan
dikemukakan pertama-tama masalah penalaran yaitu bagaimana dapat merumuskan
pendapat yang benar sebagai hasil dari suatu proses berfikir untuk merangkaikan
fakta-fakta menuju suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh akal sehat.
Masalah
lain yang harus dibicarakan sebelum berbicara mengenai tulisan argumentative adalah
mengenai beberapa corak penalaran. Akan dikemukakan pula masalah persuasi yang
mempunyai pertalian sangat erat dengan argumentasi dan bahkan sering diadakan
pengacauan atas kedua istilah tersebut.
2. Proposisi
Penalaran
(reasoning / jalan pikiran) adalah suatu proses berfikir yang berusaha
menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju
kepada suatu kesimpulan.
Penalaran
bukan saja dapat dilakukan dengan mempergunakan fakta-fakta yang masih berbentuk
polos tetapi dapat juga dilakukan dengan mempergunakan fakta-fakta yang telah
dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang berbentuk pendapat atau kesimpulan. Kalimat-kalimat
semacam ini dalam hubungan dengan proses berfikir tadi disebut proposisi.
Proposisi dapat kita batasi sebagai pernyataan yang dapat dibuktikan
kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung didalamnya.
3. Inferensi Dan Implikasi
Tiap
proposisi dapat mencerminkan dua macam kemungkinan. Sebaliknya pendapat
merupakan kesimpulan (inferensi), penilaian, pertimbangan dan kenyakinan seseorang
tentang fakta atau fakta-fakta itu. Yang pertama adalah pengertian inferensi
dan implikasi.
Kata
inferensi berasal dari kata latin inferred yang berarti menarik kesimpulan.
Kata implikasi juga berasal dari bahasa latin yaitu dari kata implicare yang
berarti melibat atau merangkum. Dalam logika juga dalam bidang ilmiah lainnya
kata inferensi adalah kesimpulan yang diturunkan dari apa yang ada atau dari
fakta-fakta yang ada.
Sedangkan
implikasi adalah rangkuman yaitu sesuatu dianggap ada karena sudah dirangkum
dalam fakta atau evidensi itu sendiri. Tetesan air sudah mencakup atau sudah
ada implikasi kebocoran.
4. Wujud Evidensi
Unsur
yang paling penting dalam suatu tulisan argumentasi adalah evidensi. Fakta
dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampuradukkan dengan apa yang
dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujudnya yang paling rendah
evidensi itu berbentuk data atau informasi.
Yang
dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari
suatu sumber tertentu. Biasanya semua bahan informasi berupa statistic dan
keterangan-keterangan yang dikumpulkan atau diberikan oleh orang-orang kepada
seseorang semuanya dimasukkan dalam pengertian data (apa yang diberikan) dan
informasi (bahan keterangan).
Untuk
itu penulis atau pembicara harus mengadakan pengujian atas data dan informasi tersebut
apakah semua bahan keterangan itu merupakan fakta.
5. Cara Menguji Data
a. Obsevasi
b. Kesaksian
c. Autoritas
6. Cara Menguji Fakta
a. Konsistensi
Dasar pertama yang
dapat dipakai untuk menetapkan fakta mana yang akan dipakai sebagai evidensi
adalah kekonsistenan.
b. Koherensi
Dasar kedua yang dapat
dipakai untuk mengadakan penilaian fakta mana yang dapat dipergunakan sebagai
evidensi adalah masalah koherensi
7. Cara Menilai Autoritas
a. Tidak
Mengandung Prasangka
Dasar pertama yang perlu
diketahui oleh penulis adalah bahwa pendapat autoritas sama sekali tidak boleh
mengandung prasangka.
b. Pengalaman
Dan Pendidikan Autoritas
Dasar kedua yang harus
diperhitungkan penulis untuk menilai pendapat suatu autoritas adalah menyangkut
pengalaman dan pendidikan autoritas.
c. Kemashuran
Dan Prestise
Faktor ketiga yang
harus diperhatikan oleh penulis untuk menilai autoritas adalah meneliti apakah
pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas itu hanya sekadar
bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi dibidang lain.
d. Koherensi
Dengan Kemajuan
Hal yang perlu
diperhatikan penulis argumentasi adalah apakah pendapat yang diberikan
autoritas itu sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren
dengan pendapat dan sikap terakhir dalam bidang itu.
Nama : Dwi Sistha Rahayuningsih
Kelas : 3KB03
Tugas ke 2.1 bahasa indonesia 2. Eyang kalabahu.
Nama : Dwi Sistha Rahayuningsih
Kelas : 3KB03
Tugas ke 2.1 bahasa indonesia 2. Eyang kalabahu.